Show Ilustrasi Narkotika. KOMPAS.com - Tahukah kamu mengapa narkotika dan psikotropika penggunannya diatur oleh pemerintah? Tidak hanya di Indonesia, di seluruh belahan dunia, narkotika diregulasi meskipun berbeda-beda regulasinya. Ini karena penggunaan zat adiktif memberikan banyak dampak pada masalah kesehatan. Nikotin dalam rokok juga merupakan zat adiktif yang menyebabkan ketergantungan. Seseorang yang mulai merokok, perlahan-lahan akan terus membutuhkan rokok dan tidak bisa berhenti menghisapnya. Padahal dalam rokok terdapat banyak zat yang membahayakan seperti tar, karbon monoksida, dan hidrogen sianida. Sehingga benar adanya kalau merokok membunuhmu. Dampak narkotikaPenggunaan jangka pendek narkotika akan menyebabkan efek buruk berupa halusinasi, peningkatan detak jantung, mual, kehilangan kesadaran dan ketergantungan. Baca juga: Penggolongan Narkoba Dilansir dari Foundation for a Drug-Free World, ketergantungan narkotika menyebabkan penggunanya harus menambah dosis seiring bertambahanya waktu untuk mendapat efek yang sama. Penambahan dosis ini akan terus naik hingga terjadinya kematian karena overdosis.
KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Otak pengguna kokain dari waktu ke waktu Penggunaan kokain dalam dosis tinggi menyebabkan kerusakan otak dan kematian sel-sel. Kokain membunuh otak dengan menggerogotinya, membuat penggunanya kehilangan fungsi otak, cacat fisik, dan kematian. Gambar di atas adalah pemindaian MRI dari otak pengguna kokain jangka panjang. Warna kuning dan merah menunjukkan fungsi otak, seiring berjalannya waktu fungsi otak menurun karena sel menderita kematian.
Zat Aditif – Pengertian, Jenis, Dampak, Upaya dan Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Zat Aditif yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, jenis, dampak upaya dan contoh dan contoh, untuk lebih memahami dan mengerti simak ulasan dibawah ini. Pengertian Zat AditifPada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan di definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal. Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya. Zat Aditif Pada MakananAditif makanan atau makanan aditif adalah zat yang ditambahkan dengan sengaja untuk makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan, rasa, tekstur, rasa dan memperpanjang umur simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman kuno. Ada dua tambahan makanan, yaitu aditif makanan alami dan buatan atau sintetis. Aditif makanan adalah zat yang tidak alami bagian dari bahan makanan, namun hadir dalam bahan makanan seperti pengobatan selama pengolahan, penyimpanan atau kemasan. Tersedia sehingga makanan disajikan dalam lebih menarik, baik rasa, penampilan dan konsistensi serta kemudian sering penambahan aditif makanan sering disebut bahan kimia tambahan tahan lama (aditiva makanan). Kadang-kadang makanan yang tersedia tidak memiliki bentuk yang menarik meskipun kandungan gizi yang tinggi. Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel bam, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat atau tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari. Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan, ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk , memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang . hijau yang tidak memakai gula. Jenis-Jenis Zat AditifBerikut ini terdapat beberapa jenis-jenis zat aditif, terdiri atas: Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan memberikan tampilan yang menarik dalam penyajiannya. Kecenderungan manusia menyukai makanan dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang menggunakan zat aditif sebagai pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan pewarna yang berbahaya sebagai campuran makanan. Ada dua jenis pewarna yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetik. Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh-tumbuhan. Pewarna alami cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi. Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini Pemanfaatan Zat Pewarna Alami
Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan. Pewarna ini berupa bahan – bahan kimia yang merupakan hasil sintesis dilaboratorium. Banyak orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik karena penggunaannya lebih praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini banyak ditemukan makanan yang menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan dalam industri tekstil. Jika kita sering mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan terakumulasi dalam jaringan tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker. Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik
Beberapa perbedaan antara jenis pewarna sintetis dengan zat pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Perbedaan Zat Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami
Pemberian penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa pada makanan dapat memberikan aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alamiah dan sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah-rempah, seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam. Penyedap rasa sintetik yang sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang biasanya lebih dikenal dengan nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan, maka dapat menimbulkan penyakit ChineseRestaurant Syndrome yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, pusing kepala, atau sesak napas. Beberapa penyedap rasa lainnya yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik
Pengawet merupakan bahan yang sering digunakanuntuk mengawetkan makanan supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu. Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet alami dapat berupa gula dan garam. Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami danpemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu, gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa jenis pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik
Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. Banyak produk makanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan antioksidan. Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakan dalam pengolahan makanan, di antaranya asam askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan pada pengolahan daging dan buah kalengan. Sedangkan, butilhid – roksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan.
Dampak Penggunaan Zat Aditif Pada MakananZat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk tujuan tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan. Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara keseluruhan, penggunaan zat – zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif. Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makanan yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang mendapatkan zat iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa digunakan untukmemberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok,kekurangan iodin dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme (kekerdilan). Orang yang memiliki penyakit diabetes mellitus (kencing manis) perlu menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (pemanis buatan) sebagai pengganti gula. Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia. Penyakit Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinyakerusakan pada kornea mata. Penyakit ini jika tidak diatasi,maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk menghindaripenyakit Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A. Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat dari bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi dalam makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena telah melalui berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih lama jika dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden dalamkemasan kaleng dapat bertahan berbulan-bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun, bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah melewati masa kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang yang mengkonsumsinya adalah sebagai berikut:
Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat AditifPenggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai berikut:
Contoh Zat AditifZat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut adalah beberapa contoh zat aditif :
Demikianlah pembahasan mengenai Zat Aditif – Pengertian, Jenis, Dampak, Upaya dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. |